Makanan Khas Papua

Kamis, 26 November 2009 |

Ini merupakan pengalaman saya ketika tinggal di papua tepatnya di kota Jayapura.
Saya bisa sampai tinggal di Jayapura karena ikut bapak saya yang di pindah tugaskan ke Jayapura.
Setelah beberapa bulan tinggal di sana saya mengetahui salah satu makanan Khas disana yaitu Papeda.
Papeda merupakan Makanan Khas orang Papua yang terbuat dari Sagu..
disni saya akan membagikan bagai mana caranya membuat Papeda..
karena saya sempat belajar juga bagai mana cara membuat Papeda.

Cara Membuat Papeda :
1. cairkan tepung sagu dengan 300 cc air, tempatkan di panci
2. Berikan garam dan gula secukupnya
3. Kemudian didihkan sisa air (700 cc)
4. Masukan air mendidih tersebur ke dalam panci yang berisi larutan
sagu...aduk sampai sagu matang merata.
5. kalau masih belum rata matangnya bisa dijerang diapi yang sangat
kecil sambil terus diaduk.
6. sagu dikatakan sudah matang jika kalau sudah berwarna bening
semua...kalau masih ada yg berwarna putih susu..berarti belum matang.
7. penampakan papeda ini mirip dengan lem yg dibuat dr kanji

Cara Membuat Ikan Kuah Kuning :
1. ikan dibersihkan kemudian lumuri dengan garam dan jeruk nipis.
2. haluskan bw merah, bw putih, kunyit, jahe , kemiri, kenari dan cabe
merah.
3. tumis bumbu halus tadi hingga harum , masukan daun salam sereh. dan
tomat.
4. tambahkan 700 cc air, biarkan mendidih
5. masukan ikan tambahkan garam,gula dan cabe rawit,masak hingga ikan matang.
6. tambahkan daun kemangi dan 1 sdm jeruk sebelum diangkat.
7. kuah ikan siap dinikmati dgn papeda.

Upaya “Impeachment” SBY Lewat Kasus KPK

|

Seorang pengamat kepolisian melihat adanya indikasi untuk menjatuhkan atau melakukan”impeachment” terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan memanfaatkan kasus perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan jajaran Polri.

“Muara (akhir, red) dari berbagai kegiatan itu adalah mendiskreditkan atau mendegradasikan Presiden Yudhoyono,” kata pengamat masalah kepolisian Dr John Palinggi, Jumat ketika dimintai komentarnya tentang kasus antara KPK-Porli terutama Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri serta Bareskrim Komisaris Jenderal Susno Duadji.

Mahkamah Konstitusi (MK) pada hari Selasa (3/11) di kantornya memperdengarkan hasil penyadapan KPK terhadap pembicaaran Anggodo Widjojo dengan berbagai orang termasuk para petugas kepolisian dan kejaksaan .

Anggodo adalah adik Anggoro Widjojo yang merupakan tersangka kasus korupsi pengadaan radio komunikasi terpadu bagi Departemen Kehutanan .

John Palinggi yang sudah lama memiliki kedekatan dengan para petinggi Polri dan juga ABRI yang kini tekah berubahan namanya menjadi TNI itu, mengatakan sejumlah tokoh masyarakat menginginkan agar Presiden Yudhoyono melakukan intervensi atau” masuk” ke dalam kasus antara KPK dengan Polri tersebut..

“Kalau nanti ternyata SBY masuk ke wilayah hukum dalam kasus antara KPK dengan Polri tersebut, maka tokoh- tokoh tersebut nantinya akan menuduh bahwa SBY telah melakukan intervensi atau “masuk ” ke wilayah hukum yang bukan menjadi wewenangnya , sehingga mereka mempunyai alasan untuk melakukan ” impeachment” (pemakzulan, red),” katanya.

Pengamat ini mengemukakan bahwa para tokoh tersebut pada umumnya merasa kecewa karena mereka kalah dalam pemiihan anggota DPR, DPD serta DPRD serta dalam pemilihan presiden yang diselenggarakan pada tahun 2009. Yudhoyono telah menang mutlak dalam Pilpres dengan sedikitnya meraih suara 60 persen.

Kemudian, ia menyebutkan beberapa nama politisi dan tokoh masyarakat yang berusaha memanfaatkan desakan pembebasan Wakil Ketua KPK nonaktif Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto dari tahanan Polri, untuk menjatuhkan SBY dari posisinya itu .

“Sasaran antara”

Ketika ditanya tentang tuntutan agar Kapolri dan Kepala Bareskrim mundur dari jabatannya, maka John mengatakan tuntutan itu hanya merupakan “sasaran atau target antara ” sebab tujuan akhirnya adalah tetap menjatuhkan SBY dari masa kepemimpinannya tahun 2009-2014.

“Tuntutan agar Bambang Hendarso Danuri serta Susno Duadji untuk mundur hanyalah merupakan sasaran antara,” kata John Palinggi yang sering diminta mengajar di Lembaga Ketahanan Nasional(Lemhannas).

Ia mengatakan, kalau Presiden Yudhoyono terbiasa melakukan intervensi maka tentu Aulia Pohan, yang menjadi besan presiden tentu tidak akan ditahan. Aulia Pohan adalah mantan deputi Gubernur Bank Indonesia .

Karena itu, John Palinggi minta seluruh lapisan masyarakat memberikan kesempatan kepada para penegak hukum terutama polisi untuk menyelesaikan masalah Anggodo dengan sebaik-baiknya.

“Berilah kesempatan kepada Polri untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan agar masalah ini tuntas,” katanya.

Jika di satu pihak, pengamat ini meminta masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada polisi untuk menangani masalah ini sesuai aturan, maka di lain pihak ia mendesak Polri untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan semaksimal mungkin sehingga tidak secara terburu-buru..

“Dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan, polisi jangan bertindak tergopoh-gopoh( terburu-buriu, red),” kata John Palinggi.

Ia mengatakan jika kasus ini akhirnya sudah sampai di pengadilan , maka masyarakat luas akhirnya bisa mengambil kesimpulan tentang siapa yang benar serta siapa pula yang salah.

John Pallinggi yang juga merupakan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia(Ardin) menyebutkan pula pemutaran hasil penyadapan oleh KPK itu bisa memperlihatkan kepada masyarakat tentang kinerja berbagai lembaga atau instansi pemerintah.

“Hasil positif dari pemutaran atau diperdengarkannya hasil sadapan itu adalah bisa membongkar kejahatan di berbagai instansi pemerintah,” katanya.

==============================================================